Yuk, kita belajar tentang zat aditif dalam bahan makanan!
Yup, terlihat seperti judul di atas, saya akan
membahas tentang zat aditif dalam bahan makanan. Sebelum membahas lebih lanjut
tentang zat aditif, sebaiknya kita mengetahui
Apa itu manfaat makanan?
Manfaat makanan diantaranya untuk memperoleh energi, untuk pertumbuhan (sel
baru), menggantikan sel-sel yang rusak, penunjang dan pengatur proses dalam
tubuh.
Manfaat tersebut dapat diperoleh dari makanan yang
sehat. Lantas, apa itu m
Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung
bahan yang dibutuhkan oleh tubuh, higienis, suhunya normal saat dimakan, dan tidak
sulit dicerna.
Contoh: Bayam, wortel, apel, dll.
Karena sudah tahu tentang manfaat dan ciri-ciri
makanan sehat, lanjut ke pembahasan zat aditif. Zat aditif adalah zat yang
ditambahkan, dan dicampur pada waktu pengolahan makanan baik itu disengaja
maupun tidak disengaja.
Fungsi zat aditif makanan adalah untuk memperbaiki
tampilan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, dan mengawetkan
(tidak cepat busuk)
Pengelompokan zat aditif berdasarkan asalnya dibagi
menjadi dua yaitu zat aditif alami: berasal dari sumber alami, dan zat aditif
sintetik: berasal dari bahan-bahan kimia (buatan pabrik)
Pengelompokan zat aditif berdasarkan fungsinya terbagi
menjadi 4 yaitu pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa.
PewarnaπΎ
Pewarna terbagi menjadi 2 jenis yaitu
1.Alami
Contoh:Kuning-kunyit, Hijau-daun suji, Coklat-buah
coklat, Merah coklat-daun jati, Orange-wortel. Pewarna alami aman dikonsumsi,
menghasilkan aroma yang enak dan khas selain warnanya. Tetapi, pilihan warnanya
terbatas dan warnanya tidak tajam seperti pewarna Sintetis dan tidak praktis.
2.Sintetik
Contoh: Tartrazin (kuning), Amaranth-merah,
Sunset yellow-orange, Briliant blue FCF-biru. Pewarna sintetik memiliki pilihan
warna yang banyak dan praktis. Tetapi, tidak menghasilkan aroma, dan ada
pewarna yang tidak cocok untuk makanan dan beresiko menimbulkan penyakit
Pewarna yang tidak cocok untuk makanan salah satunya
adalah pewarna tekstil. Zat pewarna tekstil yang lebih sering dipakai saat ini oleh
perusahaan-perusahaan kain yaitu pewarna sintetis. Karena selain harganya yang
murah, warna yang dihasilkan juga lebih cerah, tahan lama, proses pewarnaannya
lebih cepat serta pilihan warnanya bermacam macam.
Beberapa pewarna sintetis sudah dilarang digunakan untuk makanan. Tetapi, masih
banyak dijumpai di pasaran. Menurut peraturan Kepala BPOM RI No.37 tahun
2013 tentang batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan pewarna, Rhodamin
B dan methanil Yellow merupakan pewarna yang dilarang untuk pewarna makanan
dalam kadar kecil sekalipun. Peraturaan Menteri Kesehatan RI Nomor 239/Men
Kes/Per/V85 juga menyatakan Rhodamin B dan methanil yellow termasuk dalam zat
warna bebahaya.
Rodhamin B dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan
dan bahaya kanker hati. Metanil Yellow dapat menyebabkan
iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, dan
bahaya kanker pada kandung dan saluran kemih. Jadi, kita harus semakin berhati-
hati dalam memilih makanan. Pastikan dahulu komposisi makanan tersebut.
PemanisπΎ
Pemanis terbagi menjadi dua yaitu pemanis alami dan
pemanis buatan. Pemanis alami berasal dari madu, tebu, gula aren, dll.. Jika
mengonsumsinya berlebihan, akan menyebabkan kegemukan. Berbahaya bagi penderita
diabetes.Pemanis buatan tidak dapat dicerna, bukan sumber energi dan pilihan
untuk penderita diabetes. Contoh: sakarin, natrium
siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartame. Pemanis buatan, manisnya
puluhan kali lebih manis dari pemanis alami. Pemakaian berlebihan
dapat merangsang tumor kandung kemih dan bersifat karsinogenik (penyebab
kanker).
PengawetπΎ
Fungsi dari pengawet adalah untuk menghalang
pembiakan mikroorganisma supaya makanan tahan lebih lama tanpa rusak. Contoh :
natrium nitrit , natrium benzoate.
Pengawet terbagi menjadi dua yaitu pengawet alami
dan pengawet buatan. Contoh cara pengawetan alami adalah dengan pengasapan
ikan, manisan buah, penggaraman ikan, dan pendinginan buah di lemari es.Contoh
cara pengawetan buatan adalah dengan garam benzoat untuk menghambat pertumbuhan
bakteri, gas etilen oksida dan gas propilen oksida membunuh bakteri, jamur dan
virus.
Ada bahan pengawet yang sangat berbahaya untuk
makanan yaitu formalin yaitu bahan pengawet tahu dapat menyebabkan kanker paru
– paru, gangguan alat pencernaan dan jantung dan boraks yaitu bahan pengawet
bakso dapat menyebabkan gangguan pada otak, hati dan kulit
Boraks sebeneranya digunakan untuk membuar campuran detergen, glasi
enamel gigi buatan, plastik, antiseptik, pembasmi serangga, dan pengawet kayu.
Demikian pula dengan formalin, bahan ini biasanya digunakan sebagai pengawet
pada mayat, bahan tambahan kosmetik, perabot kayu, dan desinfektan kuat.
Sayangnya, pengawet yang tidak diperbolehkan untuk makanan ini masih banyak digunakan
di pasaran.
https://images.app.goo.gl/NBcjCPiwBNSNb2Fb8
PenyedapπΎ
Hayo, siapa yang suka makan micin? Sebenarnya penyedap rasa itu sehat
tidak ya? Boleh tidak ya? Nah, bagi yang belum tahu, bahan penyedap bertujuan
untuk menambah cita rasa makanan. Penyedap rasa dibagi menjadi dua yaitu penyedap rasa alami dan penyedap
rasa buatan. Contoh penyedap rasa alami yaitu gula, garam, rempah-rempah.
Sedangkan, contoh penyedap rasa buatan yaitu Monosodium
Glutamate(MSG)/ vetsin,isoamil asetat, etil butirat. Banyak sekali
produk-produk makanan yang menggunakan bahan penyedap. Kita tentu saja boleh
memakannya, tetapi ingat, jangan berlebihan! Kenapa? Karena msg berlebihan
dapat menyebabkan Chinese Restaurant Syndrome yang dapat menyebabkan sesak
nafas, sakit dada, pusing, dan mudah letih. Nah, setelah tahu bahaya dari
micin, yang sering dan suka makan micin, dikurangi ya, asupan micinnya!
Nah, setelah mengetahui dampak dari zat-zat aditif makanan,
sebaiknya kita harus semakin berhati-hati dalam memilih makanan. Saya akan
berbagi tips cara memilih makanan yang baik. Pertama, yang paling mudah yaitu
memeriksa kemasan makanan untuk melihat kebocoran, karat, adanya jamur atau
cacat lainnya. Kedua, periksa nomor registrasi dari Badan POM. Adanya nomor
registrasi dari Badan POM menunjukkan bahwa makanan tersebut telah lolos uji
dan aman untuk dikonsumsi. Ketiga, periksa tanggal kadaluwarsa yang tertera
pada kemasan makanan. Tanggal ini menunjukkan bahwa makanan masih aman
dikonsumsi sebelum tanggal tersebut. Keempat, periksa kandungan bahan kima yang
ada dalam makanan(cek komposisi). Terakhir, periksa label halal pada kemasan
makanan. Terutama untuk orang-orang yang menghindari mengonsumsi bahan makanan
yang dilarang oleh agamanya.
https://images.app.goo.gl/eSfoMSdxoCX2H2fP8
Terimakasih telah membaca blog saya, semoga para
pembaca semakin mengetahui lebih dalam tentang zat aditif pada makanan dan semakin
berhati-hati dalam memilih makanan terutama makanan kemasan.Jangan lupa patuhi protokol
kesehatan. Sekian dari saya mohon maaf jika ada kesalahan. Sayonara~
HAAAYYY DIBOOOYYπΏπ
BalasHapusheyy fachan~ UWU
HapusWah sangat berguna terimakasih π
BalasHapussama-sama :D
HapusHEH DIBO,KEREN ♡
BalasHapusmakasii :>
HapusKeren banget.. Kreatif
BalasHapusWah terimakasih infonya diba, tetap semangat -! kratifitasmu tinggi ya, sugoi-!
BalasHapusSama-samaa dan makasiii!!! kamu juga semangat yaaa!!!
Hapusuwaaw sangat bermanfaat... baguss nihh... kita bisa dapet banyak info nihh
BalasHapusMakasiiii UWU
Hapusmantepp blog nya :DD
BalasHapusMakasiii :>
HapusSIYAAPP!!! terimakasih yaa sudah diingatkan
BalasHapusBagus banget Dibaaa, semoga bermanfaat ya UwU
BalasHapuswaww.. lengkap bangett
BalasHapus